Rahim Pengganti

Bab 24 "Kecewa"



Bab 24 "Kecewa"

0Bab 24     

Kecewa     

Deg     

Caca terdiam, mencernah setiap kata yang diucapkan oleh sang mertua.     

"Ke Bali? Mas Bian Ma?" tanya Caca.     

"Iya. Kemarin Mama nelpon, mau ke sini. Katanya dia lagi di Bali, sama Della."     

Carissa hanya diam sakit, itulah yang saat ini dirinya rasakan. Suaminya kembali berbohong, bukankah Bian mengatakan ada urusan bisnis namun, nyata tidak.     

"Kamu tahu, kan kalau Bian pergi ke Bali bersama Della?" tanya Mama Ratih.     

Caca hanya tersenyum dan mengangukkan kepalanya, tidka mungkin dirinya mengatakan hal yang sebenarnya bisa bisa, Mama Ratih akan kembali sakit. Wanita itu juga tidak tahu, bahwa ada perjanjian di antara dirinya Bian sehingga mereka bisa menikah seperti saat ini, bukan hanya dengan Bian namun, juga dengan Della.     

Rasanya Caca terlalu banyak melakukan perjanjian, hingga membuatnya pusing dan lelah dengan keadaan yang terjadi.     

***     

Sore menjelang malam, Caca saat ini sedang berada di dalam kamar. Merebahkan dirinya, rasa malas menyelimuti wanita itu. Caca mencoba memejamkan matanya, dirinya sangat malas untuk beranjak dari tempat tidur.     

Suara ketukan pintu, membuat Carissa membuka matanya. Segera wanita itu meraih remote yang ada di sampingnya, kamar dirinya dan Bian sengaja di desain seperti ini supaya tidak ada orang lain yang bisa masuk tanpa izin dari mereka berdua.     

"Ca!!" panggil Mama Ratih.     

"Iya Ma," balas Carisaa dan beranjak dari tidur nya. Pintu kamar tersebut sudah terbuka, menampilkan Mama Ratih yang membawa secangkir jus di atas nampan. Melihat hal itu membuat Carissa mencoba beranjak dari tidurnya tapi di larang oleh Mama Ratih.     

"Udah kamu istirahat aja. Mama ngerti kok, ini sengaja Mama buatin untuk kamu, biar lebih segar," ucapnya sembari memberikan secangkir jus buah yang sengaja di buatkan oleh Mama Ratih untuk menantu kesayangan itu.     

"Terima kasih Ma. Maaf jadi merepotkan Mama," ujar Carissa.     

"Tidak ada yang di repot-kan Sayang. Mama malahan senang, bisa buatin kamu jus. Ya sudah kamu minum jus nya ya. Kalau mau tidur, masih ada waktu kok sebelum makan malam. Mama ke luar dulu ya Sayang, kalau butuh sesuatu bilang aja sama Mama ya Nak," ujar Mama Ratih.     

Carissa mengangukkan kepalanya, rasanya sangat bersyukur memilik mertua seperti Mama Ratih yang begitu menyanyangi dirinya. Caca yang bosan lalu meraih handphonenya, wanita itu berselancar di dunia sosial medianya.     

Melihat lingkaran bulat di foto profil Della, membuat Carissa penasaran. Wanita itu mulai keluar dari akun aslinya, dan masuk ke akun fake yang sengaja Caca buat untuk bisa memantau adik adik panti asuhan dulu yang sudah beranjak dewasa.     

Saat membuka insta story' tersebut, ada perasaan menyesal yang masuk ke dalam tubuh hati Caca, wanita itu menyesal sudah membukanya. Apa lagi melihat begitu mesranya suaminya dan Della, rasa nyeri di hati Carissa semakin mencuat ketika banyak hal yang dilakukan oleh Bian dan Della di sana. Apa lagi dengan makan malam yang begitu romantis.     

Setetes air mata Carissa mengalir, Caca cemburu melihat kedekatan suaminya dengan wanita lain meskipun wanita itu adalah istri suaminya.     

"Kenapa, mencintaimu kamu sesakit ini Mas. Kenapa aku harus merasakan sakit ini, padahal aku tahu rasa sakit itu tidak enak," ucap Carissa dengan air mata yang sudah mengalir.     

***     

Keesokkan paginya, Caca menatap dirinya di depan sebuah kaca besar, di mana saat ini matanya terlihat jelas begitu sembab sehabis menangis. Dirinya, berusaha untuk memcoba menutupi hal itu namun, tetap tidak bisa helaan napas berat terdengar jelas.     

"Aku harus alasan apa, sama Mama. Ini pasti bakalan ditanya olehnya," ujar Carissa.     

Suara ketukan pintu, membuat Carissa menoleh. Dengan segera Caca beranjak dari tempatnya, dan membuka pintu kamar tersebut.     

"Maaf ibu. Nyonya Ratih sudah menunggu untuk sarapan," ujar Bi Sumi. Carissa mengangukkan kepalanya, wanita itu segera turun. Tak lupa ia menutup pintu kamar nya.     

Senyum dibibir sang mertua tidak pernah luntur, dapat Carissa lihat dari atas. Wanita itu menuruni anak tangga satu per satu, sembari mempersiapkan dirinya untuk menjawab pertanyaan yang akan dilemparkan oleh sang mertua.     

"Pagi Ma. Maaf, Caca jadi bangun siang," ujar Carissa menyesal. Mama Ratih tersenyum, lalu wanita paruh baya itu berkata. "Gak masalah. Belum siang juga, dasar Mama aja yang kepagian bangun. Karena Mama itu udah gak sabar untuk, masakin menantu kesayangan Mama ini. Itu lihat, Siska aja masih dalam mode ngantuk," ujar Mama Ratih.     

"Iya kak. Mama iti dari kemarin, sudah berencana ingin masakin Kakak. Katanya biar kakak bahagia," sahut Siska.     

Mereka bertiga, pun mulai makan bersama. Tidak ada banyak perbincangan hanya sesekali Mama Ratih meminta Carissa untuk makan lebih banyak. Masakan ini membuat Carissa mengingat Bunda Iren, rasanya sangat sama hal tersebut membuat Carissa terharu, dirinya segera menghapus air matanya tidak ingin membuat sang mertua jadi khawatir.     

"Kamu sakit, Nak?" tanya Mama Ratih.     

"Tidak Ma. Kenapa, aku baik baik aja kok," jawab Carissa.     

"Mata kamu sembab nak. Tapi beneran kami tidak sakit, kan Sayang. Kalau kamu merasakan sesuatu bilang aja ya, atau kamu butuh apa. Biar Mama buatkan untuk kamu Sayang," ujar Mama Ratih.     

Carissa terdiam, dirinya tidak tahu harus menjawab apa. Hanya senyuman yang bisa diberikan Caca, saat ini tidak mungkin dirinya mengatakan bahwa semalaman Carissa menangis karena melihat kemesraan suaminya dengan istrinya sendiri.     

"Terima kasih ya, Ma. Tapi aku baik baik aja kok, mungkin karena semalam habis nonton drama Korea, yang sedih sedih dan aku ikutan nangis, jadinya gini!" seru Carissa.     

Mendengar ucapan itu, Siska mulai membicarakan semua hal tentang drama yang bagus untuk di tonton. Gadis itu juga merekomendasikan banyak hal, bukan hal satu tapi berbagai macam drama yang cocok untuk sang Kakak ipar.     

***     

Selesai sarapan bersama, Mama Ratih dan Siska pamit untuk pulang. Carissa sudah meminta untuk mertua dan adik iparnya itu lebih lama lagi di sana. Namun, karena Siska ada kerjaan lain sehingga mengharuskan mereka untuk pulang.     

"Nanti main ke sini lagi ya Ma," ucap Carissa dengan nada sendu.     

"Iya Sayang. Kamu juga main main ke rumah Mama. Kalau Bian gak bisa, kamu aja yang pergi, Mama senang kali, kalau kamu mau datang ke rumah."     

"Iya kak. Nanti kita nonton drama baru," ajak Siska.     

"Iya. Pasti," jawabnya.     

Kedua orang itu pun, segera pamit. Mobil yang dikendarai oleh Siska sudah melaju keluar dari halaman rumah. Carissa hanya menatap mobil tersebut, setelah dilihat sudah menjauh Carissa masuk ke dalam rumah.     

Wanita itu mendirikan dirinya di sofa ruang tamu, menatap ponselnya yang sejak kemarin tidak ada notifikasi dari sang suami.     

"Kamu harusnya tahu diri Ca. Istri kedua akan kalah dengan istri pertama. Apalagi mereka saling mencintai, sedangkan kalian hanya saling membutuhkan," gumam Carissa.     

###     

Hai hai hai, mampir ke ceritaku lainnya yok.     

1. Hot Duda     

2. Imperfect Marriage     

Keduanya memiliki kisah yang juga menarik loh, ditunggu kehadiran kalian. Terima kasih     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.